1. DASAR DAN TEKNIK PENGAWASAN (CONTROLLING)
PENGERTIAN MANAJEMEN
A. Pengantar
Ilmu
manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa
demikian karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya
tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun
tidak langsung. Baik di sadarai ataupun tidak disadari. Ilmu manajemen
ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke 20 di benua Eropa barat dan
Amerika. Dimana di negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang
dikenal dengan nama revolusi industri. Yaitu perubahan-berubahan dalam
pengelolaan produksi yang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan
masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak
dan beragama sejenisnya.
Sekarang timbul suatu pertanyaan “siapa
sajakah yang sebenarnya memakai manajemen “ apakah hanya digunakan di
perusahaan saja atau apakah di pemerintahan saja. Manajemen diperlukan
dalam segala bidang. Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan. Dimana
orang-orang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan.
B. Definisi Manajemen
Mendefinisikan manajemen
ada berbagai ragam, ada yang mengartikan dengan ketatalaksanaan,
manajemen pengurusan dan lain sebagainya. Pengertian manajemen dapat
dilihat dari tiga pengertian.
1. Manajemen sebagai suatu proses
2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia
3. Manajemen sebagai ilmu ( science ) dan sebagai seni
Manajemen sebagai suatu proses. Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari pengertian menurut :
1. Encylopedia of the social science, yaitu suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan
tertentu dilaksanakan dan diawasi.
tertentu dilaksanakan dan diawasi.
2.
Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui
kegiatan orang
lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan
lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan
3. Georgy R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu
dengan melalui kegiatan orang lain.
dengan melalui kegiatan orang lain.
Manajemen
sebagai kolektivitas yaitu merupakan suatu kumpulan dari orang-orang
yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kolektivitas atau
kumpulan orang-orang inilah yang disebut dengan manajemen, sedang orang
yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu tujuan atau
berjalannya aktivitas manajemen disebut Manajer.
Manajemen sebagai
suatu ilmu dan seni, melihat bagaimana aktivitas manajemen dihubungkan
dengan prinsip-prinsip dari manajemen. Pengertian manajemen sebagai
suatu ilmu dan seni dari :
1. Chaster I Bernard dalam bukunya yang
berjudul The function of the executive, bahwa
manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril
O’donnel dan Geroge R. Terry.
manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril
O’donnel dan Geroge R. Terry.
2. Marry Parker Follett menyatakan bahwa manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain.
pekerjaan melalui orang lain.
Dari
devinisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen yaitu
koordinasi semua
sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja,
pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu.
sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja,
pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu.
C. Manajemen Sebagai Ilmu Dan Sebagai Seni
Manajemen
merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab antara
keduanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu
pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama, dan telah
diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan didalamnya
menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini lalu
diteliti dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk
prinsip-prinsip yang diujudkan dalam bentuk suatu teori.
Sedang
manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai
suatu tujuan diperlukan kkerja sama dengan orang lain, nah bagaimana
cara memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada
hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing ( mengatur )
untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain
memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
D. Manajemen Sebagai Suatu Profesi
Dalam
jaman modern ini semua jenis kegiatan selalu harus dimanajemeni, dalam
arti aturan yang jelas, dan sekarang boleh dikata bahwa bidang manajemen
sudah merupakan suatu profesi bagi ahlinya. Mengapa demikian karena
dalam kegiatan apapun pekerjaan harus dikerjakan secara efisien dan
efektif, sehingga diperoleh masukan atau input yang besar.
Edgar H
Schein dalam bukunya yang berjudul organization socialization and the
profession of Managemen menguraikan karakteristik atau criteria-kriteria
sesuatu bisa dijadikan suatu profesi yaitu :
1. Para professional
membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum yang berlaku
dalam situasi dan lingkungan, hal ini banyak ditunjang dengan banyaknya pendidikan-
pendidikan yang tujuannya mendidik siswanya menjadi seorang professional. Misalnya
Akademi Pendidikan Profesi Manajemen, kursus-kursus dan program-program latihan
dan lain sebagainya.
dalam situasi dan lingkungan, hal ini banyak ditunjang dengan banyaknya pendidikan-
pendidikan yang tujuannya mendidik siswanya menjadi seorang professional. Misalnya
Akademi Pendidikan Profesi Manajemen, kursus-kursus dan program-program latihan
dan lain sebagainya.
2.
Para profesioal memperoleh status dengan cara mencapai suatu standar
prestasi kerja
tertentu, ini tidak didasarkan pada keturunan, favoritas, suku bangsa, agama dam
criteria-kriteria lainnya.
tertentu, ini tidak didasarkan pada keturunan, favoritas, suku bangsa, agama dam
criteria-kriteria lainnya.
3. Para professional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat.
2.MANAJEMEN DAN MANAJERIAL
A. Tingkatan Manajemen Dan Manajer
Manajemen
digunakan dalam segala bentuk kegiatan baik kegiatan profesi maupun non
profesi, baik organisasi pemerintah maupun swasta, maka manajer dapat
diklasifikasi dalam dua cara yaitu tingkatan dalam organisasi dan
lingkup kegiatan yang dilakukan.
Bila dilihat dari tingkatan dalam organisasi, manajemen dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda yaitu :
1.
Manajemen Lini : atau manajemen tingkat pertama yaitu tingkatan yang
paling rendah
dalam suatu organisasi, dimana seorang yang bertanggung jawab atas pekerjaan orang
lain, misalnya mandor atau pengawas produksi dalam suatu pabrik pengawas teknik
suatu bagian riset dan lain sebagainya.
dalam suatu organisasi, dimana seorang yang bertanggung jawab atas pekerjaan orang
lain, misalnya mandor atau pengawas produksi dalam suatu pabrik pengawas teknik
suatu bagian riset dan lain sebagainya.
2. Manajemen menengah ( Midle Manager ) yaitu mencakup lebih dari satu tingkatan
didalam organisasi.
didalam organisasi.
3.
Manajemen Puncak ( Top Manajer ) terdiri atas kelompok yang relatif
kecil, yang
bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi.
bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi.
Manajer fungsional bertanggung jawab pada satu kegiatan
organisasi, seperti produksi pemasaran, keuangan dan lain sebagainya,
manajer umum membawahi unit yang lebih rumit misalnya sebuah perusahaan
cabang atau bagian operasional yang independen yang bertanggung jawab
atas semua kegiatan unit.
Ada dua fungsi utama atau keahlian ( skill )
yaitu keahlian teknik ( Teknical Skill ) dan keahlian manajerial (
Managerial Skill ). Keahlian teknik yaitu keahlian tentang bagaimana
cara mengerjakan dan menghasilkan sesuatu yang terdiri atas pengarah
dengan motivasi, supervisi dan komunikasi. Keahlian manajerial yaitu
keahlian yang berkenan tentang hal penetapan tujuan perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan personalia dan pengawasan.
B. Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi manajemen menurut beberapa penulis antara lain :
1. Ernest Dale : Planning, Organizing, Staffing, Directing, Innovating, Representing dan
Controlling.
Controlling.
2. Oey Liang Lee : Planning, Organizing, Directing, Coordinating, Controlling.
3. James Stoner : Planning, Organizing, Leading, Controlling.
4. Henry Fayol : Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling.
5. Lindal F. Urwich : Forescating, Planning, Organizing, Commanding, Cordinating,
Controlling.
Controlling.
6. Dr. SP. Siagian MPA : Planning, Organizing, Motivating, Controlling.
7. Prayudi Atmosudirjo : Planning, Organizing, Directing/ Actuating, Controlling.
8. DR. Winardi SE : Planning, Organizing, Coordinating, Actuating, Leading,
Communicating, Controlling.
Communicating, Controlling.
9. The Liang Gie : Planning, Decision Making, Directing, Coordinating, Controlling,
Improving.
Improving.
Pada hakekatnya fungsi-fungsi di atas dapat dikombinasikan menjadi 10 fungsi yaitu :
1.
Forecasting (ramalan) yaitu kegiatan meramalkan, memproyeksikan
terhadap
kemungkinan yang akan terjadi bila sesuatu dikerjakan.
kemungkinan yang akan terjadi bila sesuatu dikerjakan.
2. Planning (perencanaan) yaitu penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk
mencapai hasil yang diharapkan.
mencapai hasil yang diharapkan.
3.
Organizing (organisasi) yaitu pengelompokan kegiatan untuk mencapai
tujuan, temasuk
dalam hal ini penetapan susunan organisasi, tugas dan fungsinya.
dalam hal ini penetapan susunan organisasi, tugas dan fungsinya.
4. Staffing atau Assembling Resources (penyusunan
personalia) yaitu penyusunan
personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru. latihan dan pengembangan sampai
dengan usaha agar setiap petugas memberi daya guna maksimal pada organisasi.
personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru. latihan dan pengembangan sampai
dengan usaha agar setiap petugas memberi daya guna maksimal pada organisasi.
5. Directing atau
Commanding (pengarah atau mengkomando) yaitu usaha memberi
bimbingan saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing
bawahan (delegasi wewenang) untuk dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
bimbingan saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing
bawahan (delegasi wewenang) untuk dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
6. Leading yaitu pekerjaan manajer untuk meminta orang lain agar bertindak sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
7.
Coordinating (koordinasi) yaitu menyelaraskan tugas atau pekerjaan agar
tidak terjadi
kekacauan dan saling melempar tanggung jawab dengan jalan menghubungkan,
menyatu-padukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan.
kekacauan dan saling melempar tanggung jawab dengan jalan menghubungkan,
menyatu-padukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan.
8.
Motivating (motivasi) yaitu pemberian semangat, inspirasi dan dorongan
kepada
bawahan agar mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan secara sukarela.
bawahan agar mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan secara sukarela.
9. Controlling (pengawasan) yaitu penemuan dan penerapan
cara dan peralatan untuk
menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan.
menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan.
10.Reporting (pelaporan) yaitu penyampaian hasil kegiatan baik secara tertulis maupun
lisan.
lisan.
Proses pelaksanaan kegiatan manajemen, maka fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan. Ini adalah fungsi-fungsi ke dalam perusahaan, sedang fungsi manajer ke luar perusahaan adalah :
1. mewakili perusahaan dibidang pengadilan.
2. ambil bagian sebagai warga negara biasa.
mengadakan hubungan dengan unsur-unsur masyarakat.
Sumber: http://www.anakciremai.com/2008/05/makalah-manajemen-tentang-pengertian.html
B KETERAMPILAN MANAJERIAL
1. Keterampilan konsepsual
Conceptual skills adalah kemampuan mental
untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan
kegiatan organisasi. Ini mencakup kemampuan manajer untuk melihat
organisasi sebagai suatu keseluruhan dan memahami hubungan antara bagian
yang saling bergantung, serta mendapatkan, menganalisa dan
menginterpretasikan yang diterima dari bermacam-macam sumber.
2. Keterampilan kemanusiaan
Human
skills adalah kemampuan untuk bekerja dengan memahami, dan memotivasi
orang lain, baik sebagai individu ataupun kelompok. Manajer membutuhkan
keterampilan ini agar dapat memperoleh partisipasi dan mengarahkan
kelompoknya dalam pencapaian tujuan.
3. Keterampilan administrative
Administrative
skills adalah seluruh keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, kepegawaian dan pengawasan. Keterampilan
ini mencakup kemampuan untuk mengikuti kebijaksanaan dan prosedur,
mengelola dengan anggaran terbatas dan sebagainya. Keterampilan
administrative ini adalah suatu perluasan dari keterampilan konsepsual.
Manajer melaksanakan keputusan-keputusan melalui penggunaan keterampilan
administrative dan kemanusiaan.
4. Keterampilan teknik
Technical
skills adalah kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan,
prosedur-prosesudr atau teknik-teknik dari suatu bidang tertentu,
seperti akuntansi, produksi, penjualan atau pemesinan dan sebagainya.
Keterampilan
mana yang relative lebih penting tergantung pada tipe organisasi,
tingkatan manajerial dan fungsi yang sedang dilaksanakan.
Setiap
keterampilan harus dimiliki oleh setiap manajer, hanya untuk tingkatan
manajemen yang berbeda akan berbeda pula proporsi masing-masing
kebutuhan atas keterampilan-keterampilan tersebut. Sebagai contoh,
manajer puncak lebih membutuhkan keterampilan konsepsual disbanding
dengan manajer lini pertama.
Bila digabungkan antara hasil
penelitian Mahoney dan kawan-kawannya, dengan pendapat katz dan
Mintzberg ada persamaan pandangan dan pendapat, dimana pengawasan yang
melibatkan banyak keterampilan kemanusiaan dan teknik merupakan kegiatan
dominan bagi manajemen tingkat menengah dan bawah. Sedangkan
perencanaan yang memerlukan keterampilan konsepsual, merupakan kegiatan
dominan bagi manajemen puncak.
3.TEORI EVOLUSI MANAJEMEN
Perkembangan teori manajemen pada saat ini telah berkembang dengan pesat. Tapi sampai detik ini pula Belum ada suatu teori yang bersifat umum ataupun berupa kumpulan-kumpulan hukum bagi manajemen yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi. Para manajemen banyak mengalami dan menjumpai pandangan-pandangan berbeda tentang manajemen, yang berbeda adalah dalam penerapannya. Dimana setiap pandangan hanya dapat diterapkan dalam berbagai masalah yang berbeda pula, sedangkan untuk masalah-masalah yang sama belum tentu dapat diterapkan.
Ada tiga teori pemikiran manajemen yaitu :
v Teori manajemen klasik
Ilmu manajemen muncul setelah negara-negara Eropa Barat dan Amerika dilanda
revolusi industri, yang terjadi sekitar awal abad ke-20 yaitu mulai ditinggalkannya prinsip
prinsip lama yang sudah tidak efektif dan efisien lagi. Ada dua tokoh yang mengawal
imunculnya manajemen, yaitu :
Ilmu manajemen muncul setelah negara-negara Eropa Barat dan Amerika dilanda
revolusi industri, yang terjadi sekitar awal abad ke-20 yaitu mulai ditinggalkannya prinsip
prinsip lama yang sudah tidak efektif dan efisien lagi. Ada dua tokoh yang mengawal
imunculnya manajemen, yaitu :
1.Robert Owen ( 1971 – 1858 )
Dimulai pada tahun 1800-an sebagai manager pabrik permintalan kapas di New Lanark,
Scotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiaannya pada penggunaan faktor produksi
produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa bilamana terhadap
mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada
perusahaan, demikian pula apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya
perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan
perusahaan akan memberikan keuntungan pada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa
kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari
pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen
Personalia.
Dimulai pada tahun 1800-an sebagai manager pabrik permintalan kapas di New Lanark,
Scotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiaannya pada penggunaan faktor produksi
produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa bilamana terhadap
mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada
perusahaan, demikian pula apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya
perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan
perusahaan akan memberikan keuntungan pada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa
kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari
pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen
Personalia.
2.Charles Babbage ( 1792 – 1871 )
Charles Babbage adalah seorang Profesor Matemátika dari Inggris yang menaruh
perhatian dan minat pada bidang manajemen. Perhatiannya diarahkan dalam hal
pembagian kerja (devision of labour), yang mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
1.Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
2.Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke
pekerjaan lain, dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya
sehingga akan menghambat kemajuan dan keterampilan pekerja, untuk itu diperlukan
spesialisasi dalam pekerjaannya.
3.Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus
menerus dalam tugasnya.
4.Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena
perhatiannya pada itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu menciptakan mesin hitung (calculator)
mekanis yang pertama, mengembangkan program-program permainan untuk komputer,
mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan antara para pekerja dengan
pemilik perusahaan, juga membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.
Teori manajemen klasik juga terbagi dalam dua pemikiran yaitu teori manajemen ilmiah
dan teori organisasi klasik.
Charles Babbage adalah seorang Profesor Matemátika dari Inggris yang menaruh
perhatian dan minat pada bidang manajemen. Perhatiannya diarahkan dalam hal
pembagian kerja (devision of labour), yang mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
1.Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
2.Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke
pekerjaan lain, dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya
sehingga akan menghambat kemajuan dan keterampilan pekerja, untuk itu diperlukan
spesialisasi dalam pekerjaannya.
3.Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus
menerus dalam tugasnya.
4.Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena
perhatiannya pada itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu menciptakan mesin hitung (calculator)
mekanis yang pertama, mengembangkan program-program permainan untuk komputer,
mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan antara para pekerja dengan
pemilik perusahaan, juga membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.
Teori manajemen klasik juga terbagi dalam dua pemikiran yaitu teori manajemen ilmiah
dan teori organisasi klasik.
v Teori manajemen ilmiah.
Tokoh-tokoh dari teori manajemen ilmiah antara lain
Frederick Winslow Taylor
Pertama kali manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan
dibahas pada tahun 1900an. Taylor adalah manager dan penasehat perusahaan dan
merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal sebagai bapak
manajemen ilmiah (scientifick management). Dari hasil penelitian dan analisanya taylor
mengemukakan empat prinsip Scientific Management, yaitu :
a) Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan
disetiap unsur-unsur kegiatan.
b) Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu selanjutnya memberikan latihan
dan pendidikan kepada pekerja.
c) Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan didalam menjalankan
tugasnya.
d) Harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dan pekerja.
Karya Taylor lainnya yaitu mengenai upah perpotong minimum diberikan kepada pekerja
yang menghasilkan sama dengan stándar atau dibawah stándar yang telah ditentukan,
sedangkan upah per potong maksimum diberikan kepada pekerja yang menghasilkan
diatas stándar. Sistem upah per potong ini lebih dikenal dengan The Taylor Differential
Rate System.
Tokoh-tokoh dari teori manajemen ilmiah antara lain
Frederick Winslow Taylor
Pertama kali manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan
dibahas pada tahun 1900an. Taylor adalah manager dan penasehat perusahaan dan
merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal sebagai bapak
manajemen ilmiah (scientifick management). Dari hasil penelitian dan analisanya taylor
mengemukakan empat prinsip Scientific Management, yaitu :
a) Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan
disetiap unsur-unsur kegiatan.
b) Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu selanjutnya memberikan latihan
dan pendidikan kepada pekerja.
c) Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan didalam menjalankan
tugasnya.
d) Harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dan pekerja.
Karya Taylor lainnya yaitu mengenai upah perpotong minimum diberikan kepada pekerja
yang menghasilkan sama dengan stándar atau dibawah stándar yang telah ditentukan,
sedangkan upah per potong maksimum diberikan kepada pekerja yang menghasilkan
diatas stándar. Sistem upah per potong ini lebih dikenal dengan The Taylor Differential
Rate System.
Frank Bunker Gilbreth dan Lilian Gilbreth ( 1868 – 1924 dan 1878 – 1917 )
Suami istri yang berkecimpung dalam mengembangkan manajemen ilmiah. Frank adalah pelopor study gerak dan waktu, mengemukakan beberapa teknik manajemen yang di ilhami oleh pandapat taylor. Dia tertarik pada pengerjaan suatu pekerjaan yang memperoleh effisiensi tertinggi. Sedangkan Lilian Gilbreth cenderung tertarik pada aspek-aspek dalam kerja, seperti penyeleksian penerimaan tenaga kerja baru, penempatan dan latihan bagi tenaga kerja baru. Bukunya yang berjudul The Pshikology of Management menyatakan bahwa tujuan akhir dari manajemen ilmiah yaitu membantu para karyawan untuk meraih potensinya sebagai mahluk hidup.
Suami istri yang berkecimpung dalam mengembangkan manajemen ilmiah. Frank adalah pelopor study gerak dan waktu, mengemukakan beberapa teknik manajemen yang di ilhami oleh pandapat taylor. Dia tertarik pada pengerjaan suatu pekerjaan yang memperoleh effisiensi tertinggi. Sedangkan Lilian Gilbreth cenderung tertarik pada aspek-aspek dalam kerja, seperti penyeleksian penerimaan tenaga kerja baru, penempatan dan latihan bagi tenaga kerja baru. Bukunya yang berjudul The Pshikology of Management menyatakan bahwa tujuan akhir dari manajemen ilmiah yaitu membantu para karyawan untuk meraih potensinya sebagai mahluk hidup.
Hendry Laurance Gantt ( 1861 – 1919 )
Hendry merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan. Adapun gagasan yang dicetuskannya adalah :
a) Kerjasama yang saling menguntungkan antara manager dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan bersama.
b) Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
c) Pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
d) Penggunaan instruksi kerja yang terperinci.
Harrington Emerson ( 1853 – 1931 )
Prinsip pokoknya adalah tentang tujuan, dimana dari hasil penelitiannya menunjuka kebenaran prinsip yaitu uang akan lebih berhasil bila mengetahui tujuan penggunaannya. Bukti dari pendapat Emerson yaitu adanya istilah Management by Objek (MBO).
Hendry merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan. Adapun gagasan yang dicetuskannya adalah :
a) Kerjasama yang saling menguntungkan antara manager dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan bersama.
b) Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
c) Pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
d) Penggunaan instruksi kerja yang terperinci.
Harrington Emerson ( 1853 – 1931 )
Prinsip pokoknya adalah tentang tujuan, dimana dari hasil penelitiannya menunjuka kebenaran prinsip yaitu uang akan lebih berhasil bila mengetahui tujuan penggunaannya. Bukti dari pendapat Emerson yaitu adanya istilah Management by Objek (MBO).
v Teori organisasi klasik
Tokoh-tokoh teori organisasi klasik antara lain yaitu .
Hanry Fayol ( 1841 – 1925 )
Fayol adalah seorang industrialis Perancis. Fayol mengatakan bahwa teori dan teknik
administrasi merupakan dasar pengelolaan organisasi yang kompleks, ini diungkapkan
dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle et General atau General and
Industrial Management yang ditulis pada tahun 1908 oleh Costance Storrs
Fayol membagi manajemen menjadi lima unsur yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan. Fungsi ini dikenal sebagai
Fungsionalisme.
Fayol selanjutnya membagi enam kegiatan manajemen yaitu : 1. teknik produksi dan
manufakturing produk, 2. Komersial, 3. Keuangan, 4. Keamanan, 5. Akuntansi, dan 6.
Manajerial.
Tokoh-tokoh teori organisasi klasik antara lain yaitu .
Hanry Fayol ( 1841 – 1925 )
Fayol adalah seorang industrialis Perancis. Fayol mengatakan bahwa teori dan teknik
administrasi merupakan dasar pengelolaan organisasi yang kompleks, ini diungkapkan
dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle et General atau General and
Industrial Management yang ditulis pada tahun 1908 oleh Costance Storrs
Fayol membagi manajemen menjadi lima unsur yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan. Fungsi ini dikenal sebagai
Fungsionalisme.
Fayol selanjutnya membagi enam kegiatan manajemen yaitu : 1. teknik produksi dan
manufakturing produk, 2. Komersial, 3. Keuangan, 4. Keamanan, 5. Akuntansi, dan 6.
Manajerial.
Hendry Fayol juga mengemukakan 14 prinsip manajemen yaitu :
1. Devision of work
Adanya
spesialisasi dalam pekerjaan, dimana dengan spesialisasi dapat
meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja. Tujuannya adalah menghasilkan
pekerjaan yang lebih banyak dan terbaik dengan usaha yang sama.
2. Uathority and Responsibility
Wewenang yaitu hak untuk memberi perintah dan kekuasaan untuk meminta dipatuhi.
Tanggung
jawab yaitu tugas dan fungsi yang harus dikerjakan, untuk ini
diperlukan wewenang dari pihak diatasnya. Semua ini diperlukan sangsi
agar dipatuhi oleh orang yang menerima.
3. Dicipline
Melakukan
apa sudah menjadi persetujuan bersama, disiplin ini Sangat penting
dalam tercapainya tujuan bersama, sebab tanpa ini tidak akan mencapai
tujuan.
4. Unity of Command
Setiap
bawahan hanya menerima instruksi dari seorang atasan saja untuk
menghilangkan kebingungan dan saling lempar tanggung jawab. Bila hal ini
dilanggar maka wewenang akan berkurang, disiplin terancam dan
stabilitas akan goyah.
5. Unity of Direction
Seluruh kegiatan dalam organisasi yang mempunyai tujuan sama harus diarahkan oleh seorang manajer.
6. Subordination of Individual Interst to Generale Interest
Kepentingan seseorang tidak boleh diatas kepentingan bersama atau organisasi.
7. Renumeration
Gaji bagi pegawai merupakan harga servis atau layanan yang diberikan. Konpensasi harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik.
8. Centralization
Standarisasi
dan desentralisasi merupakan pembagian kekuasaan. Sentralisasi bisa
dipakai pada organisasi yang kecil, tapi lain bagi organisasi yang besar
sentralisasi tidak mungkin dapat digunakan, harus menggunakan
desentralisasi. Bila peranan diberikan kepada bawahan lebih besar, maka
digunakan desentralisasi.
9. Scalar Chain ( garis wewenang )
Jalan
yang harus diikuti oleh semua komunikasi yang bermula dari dan kembali
kekuasaan terakhir. Prinsipnya mempermudah komunikasi antar pegawai yang
setingkat.
10. Order
Disini
berlaku setiap tempat untuk setiap orang dan setiap orang pada
tempatnya. Hendaknya setiap orang ditempatkan pada posisi yang tepat
untuk mereka berdasarkan pada kemampuan, bakat dan minatnya.
11. Equty
Untuk
merangsang agar pekerja melaksanakan pekerjaan dengan baik,
sungguh-sungguh dan penuh kesetiaan, maka harus ada persamaan perlakuan
dalam organisasi.
12. Stability of Tonure of Personel
Seseorang
pegawai memerlukan penyesuaian untuk mengerjakan pekerjaan barunya agar
dapat berhasil dengan baik. Apabila seseorang sering kali dipindah dari
satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya akan menghambat dan membuat pekerja
tersebut produktivitasnya kecil. Turn over tenaga kerja yang tinggi
tidak baik bagi pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi.
13. Initiative
Bawahan
diberi kekuasaan dan kebebasan didalam mengeluarkan pendapatnya,
menjalankan dan menyelesaikan rencananya, walaupun ada kesalahan yang
mungkin terjadi.
14. Esprit the Corps
Persatuan
adalah keleluasaan, pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki
kebanggan, keharmonisan dan kesetiaan dari para anggotanya yang
tercermin dalam semangat korps.
v Teori hubungan manusiawi ( neo klasik )
Aliran
ini timbul karena pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan
efisiensi dalam produksi dan keselarasan kerja. Tokoh-tokoh aliran
hubungan manusiawi antara lain :
Hugo Munsterberg ( 1863 – 1916 )
Hugo
merupakan pencetus psikologi industri sehingga dikenal sebagai bapak
psikologi industri. Bukunya yaitu Psikology and Industrial Efficiensy,
menguraikan bahwa untuk mencapai tujuan produktifitas harus melakukan
tiga cara pertama penemuan best posibble person, kedua penciptaan best
posibble work dan ketiga penggunaan best posibble effect.
Elton Mayo ( 1880 – 1949 )
Terkenal
dengan percobaan-percobaan Howthorne, dimana hubungan manusiawi
menggambarkan manager bertemu atau berinteraksi dengan bawahan. Bila
moral dan efisiensi verja memburuk maka hubungan manusiawi dalam
organisasi juga akan buruk. Mayo juga meneliti pengaruh kondisi
penerangan terhadap produktifitas. Dari hasil penelitian disimpulkan
bahwa bila kondisi penerangan naik, maka produktifitas juga akan naik
dan begitupun sebaliknya. Percobaan kedua dimana bila kelompok yang
terdiri dari enam orang dipisahkan dalam ruangan yang terpisah, dimana
ruangan pertama kondisinya diubah setiap waktu sedang ruangan lainnya
tidak mengalami perubahan. Variabel yang dirubah seperti upah, jam
istirahat, jam makan, hari kerja dan sebagainya ternyata kondisi
tersebut mengalami kenaikan produktivitas, ternyata kenaikan
produktivitas ini bukan diakibatkan oleh intensif keuangan. Rantai
reaksi emosional antar pekerja berpengaruh terhadap peningkatan
produktivitas, perhatian khusus dan simpatik sangat berpengaruh,
fenomena ini dikenal sebagai Howthorne Effect.
v Teori hubungan modern ( ilmu pengetahuan ) / Teori perilaku
Dalam
pengembangannya dibagi menjadi dua, pertama aliran hubungan manusiawi (
perilaku organisasi ) dan kedua berdasar pada manajemen ilmiah atau
manajemen operasi.
Tokoh aliran perilaku organisasi yaitu :
o Douglas McGregor yang terkenal dengan teori X dan teori Y.
o Frederick Herzberg terkenal dengan teori motivasi higenis atau teori dua factor.
o Chris Argiris mengatakan bahwa organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
o Edgar Schein dinamika kelompok dalam organisasi.
o Abhraham Maslow mengemukakan tentang hirarki kebutuhan tentang perilaku manusia dan dinamika proses.
o Robert Blak dan Jane mounton mengemukakan lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial ( managerial grid ).
o Rensislikert mengemukakan empat sistem manajemen dari sistem 1.explotatif, otoritatif sampai sistem 4. partisiatif kelompok.
o Fred Feidler menerapkan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
** Sumbangan Aliran Perilaku Organisasi
Sumbangan aliran ini
terlihat dalam peningkatan pemahaman terhadap motivasi perseorangan,
perilaku kelompok, hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya
kerja bagi manusia. Semua hal ini telah membuat para manajer semakin
peka dan terampil dalam menangani dan berhubungan dengan bawahannya.
** Keterbatasan Aliran Perilaku Organisasi
Meskipun demikian,
banyak ahli berpendapat potensi teori ini belum dikembangkan lebih
lanjut. Selain itu juga banyak kritikan terhadap aliran ini, karena
disamping terlalu umum, terlalu abstrak dan ruwet/rumit. Rekomendasi
mereka sering berbeda satu ahli dengan ahli lainnya, sehingga manajer
mengalami kesulitan menentukan pendapat yang paling baik.
v Teori Aliran Kuantitatif (Riset Operasi dan Manajemen Sains)
Aliran
kuantitatif mulai berkembang sejak Perang Dunia II. Pada waktu itu
Inggris ingin memecahkan beberapa persoalan yang sangat kompleks dalam
perang. Inggris kemudian membentuk Tim Riset Operasi (Reserch Operation),
dipimpin oleh P.M.S Blackett. Tim ini terdiri dari ahli matematika,
fisika, dan ilmuwan lainnya. Inggris berhasil menemukan
terobosan-terobosan penting dari team tersebut. Amerika Serikat kemudian
meniru, membentuk tim riset operasi seperti yang dibentuk Inggris.
Manajemen
operasi merupakan variasi lain dari pendekatan kuantitatif. Beberapa
contoh model manajemen operasi adalah : pengendalian persediaan seperti
EOQ (Economic Order Quantity), simulasi, analisis break-event, programasi lenier (linear programming).
** Sumbangan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/Manajemen Sains)
Pendekatan
kuantitatif memberikan sumbangan penting terutama dalam perencanaan dan
pengendalian. Pendekatan tersebut juga membantu memahami persoalan
manajemen yang kompleks. Dengan menggunakan model matematika, persoalan
yang kompleks dapat disederhanakan.
** Keterbatasan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/Manajemen Sains)
Sayangnya
model kuantitatif banyak menggunakan model atau simbol yang sulit
dimengerti oleh kebanyakan orang, termasuk manajer. Pendekatan
kuantitatif juga tidak melihat persoalan perilaku dan psikologi manusia
dalam organisasi. Meskipun demikian potensi model kuantitatif belum
dikembangkan sepenuhnya. Apabila dapat dikembangkan lebih lanjut
pendekatan kuantitatif akan memberikan sumbangan yang lebih berarti.
4.MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
Manajemen
lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan manajemen (termasuk
perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi kebijakan
lingkungan. Manajemen lingkungan selama ini sebelum adanya ISO 14001
berada dalam kondisi terpecah-pecah dan tidak memiliki stándar tertentu
dari satu daerah dengan daerah lain, dan secara internasional berbeda
penerapannya antara negara satu dengan lainnya. Praktek manajemen
lingkungan yang dilakukan secara sistematis, prosedural, dan dapat
diulang disebut dengan Sistem Manajemen Lingkungan ( EMS ). Manajemen
lingkungan saat ini telah banyak mengalami perubahan yang cukup berarti
terutama dimulai Sejak awal tahun 1990. Penelitian mengenai efek dan
akibat penerapan manajemen lingkungan telah banyak dilakukan terutama
Sejak munculnya ISO 14001 di tahun 1996. Penerapan manajemen lingkungan
yang baik di tingkat organisasi pada umumnya dibagi menjadi 3 elemen :
v Perlindungan lingkungan secara fisik.
v Membentuk budaya berkelanjutan dalam organisasi
v Menanamkan nilai-nilai moral dan saling kepercayaan antar elemen organisasi.
DEFINISI LINGKUNGAN
Lingkungan
menurut definisi umum yaitu segala sesuatu disekitar subjek manusia
yang terkait dengan aktifitasnya. Elemen lingkungan adalah hal-hal yang
terkait dengan : tanah, udara, air, sumber daya alam, flora, fauna,
manusia, dan hubungan antar faktor-faktor tersebut. Titik sentral isu
lingkungan adalah manusia. Jadi manajemen lingkungan bisa diartikan sekumpulan
aktifitas merencanakan, dan menggerakkan sumber daya manusia dan sumber
daya lain untuk mencapai tujuan kebijakan lingkungan yang telah
ditetapkan.
Dalam pembahasan manajemen tidak lepas pada masalah lingkungan yang dihadapi oleh seorang manager. Perbedaan dan kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap konsep dan teknik serta keputusan yang akan diambil. Ada dua macam faktor lingkungan, yaitu :
1. Faktor Lingkungan Internal yaitu lingkungan yang ada didalam usahanya saja.
2. Faktor Lingkungan Eksternal
yaitu unsur-unsur yang berada diluar organisasi, dimana unsure-unsur
ini tidak dapat dikendalikan dan diketahui terlebih dahulu oleh manager,
disamping itu juga akan mempengaruhi manager didalam pengambilan
keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi
contohnya yaitu perubahan ekonomi, paraturan pemerintah, perilaku
konsumen, perkembangan teknologi, politik dan lainnya. Lingkungan
eksternal dibagi menjadi dua yaitu :
v Lingkungan eksternal mikro
yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kegiatan
manajemen yang terdiri atas penyedia, langganan, para pesaing, lembaga
perbankan dan lainnya.
v Lingkungan eksternal makro
yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak langsung, seperti
kondisi perekonomian, perubahan teknologi, politik, sosial dan lain
sebagainya.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL MANAJER / PERUSAHAAN
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR)
adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya)
perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen,
karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan.
CSR
berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada
argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus
mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan,
misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan
konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka
panjang
v Analisis dan pengembangan
Hari ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidak nyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar. Peraturan pemerintah pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan hukum seringkali dibuat hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan (misalnya peraturan yang dibuat oleh Uni Eropa. Beberapa investor dan perusahaan manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari suatu perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktek yang dikenal sebagai "Investasi bertanggung jawab sosial" (socially responsable investing).
Banyak
pendukung CSR yang memisahkan CSR dari sumbangan sosial dan "perbuatan
baik" (atau kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh Habitat
for Humanity atau Ronald McDonald House), namun sesungguhnya sumbangan
sosial merupakan bagian kecil saja dari CSR. Perusahaan di masa lampau
seringkali mengeluarkan uang untuk proyek-proyek komunitas, pemberian
beasiswa dan pendirian yayasan sosial. Mereka juga seringkali
menganjurkan dan mendorong para pekerjanya untuk sukarelawan (volunteer)
dalam mengambil bagian pada proyek komunitas sehingga menciptakan suatu
itikad baik dimata komunitas tersebut yang secara langsung akan
meningkatkan reputasi perusahaan serta memperkuat merek perusahaan.
Dengan diterimanya konsep CSR, terutama triple bottom line, perusahaan
mendapatkan kerangka baru dalam menempatkan berbagai kegiatan sosial
diatas.
Kepedulian
kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas,
namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi
dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya
kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR adalah bukan
hanya sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan
dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh
memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini
mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan
beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang
saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal.
Dunia
bisnis selama setengah abad terakhir, telah menjelma menjadi institusi
paling berkuasa diatas planet ini. Institusi yang dominan di masyarakat
manapun harus mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama setiap
keputusan yang dibuat, setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat
dalam kerangka tanggung jawab tersebut.
Sebuah
definisi yang luas oleh World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD) yaitu suatu asosiasi global yang terdiri dari
sekitar 200 perusahaan yang secara khusus bergerak dibidang "pembangunan
berkelanjutan" (sustainable development) yang menyatakan bahwa:
"
CSR adalah merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha
untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan
ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan
dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya".
v Pelaporan dan pemeriksaan
Untuk
menunjukkan bahwa perusahaan adalah warga dunia bisnis yang baik maka
perusahaan dapat membuat pelaporan atas dilaksanakannya beberapa standar
CSR termasuk dalam hal:
o Akuntabilitas
atas standar AA1000 berdasarkan laporan sesuai standar John Elkington
yaitu laporan yang menggunakan dasar triple bottom line (3BL).
o Global
Reporting Initiative, yang mungkin merupakan acuan laporan
berkelanjutan yang paling banyak digunakan sebagai standar saat ini.
o Verite, acuan pemantauan
o Laporan berdasarkan standar akuntabilitas sosial internasional SA8000.
o Standar manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14000
Di
beberapa negara dibutuhkan laporan pelaksanaan CSR, walaupun sulit
diperoleh kesepakatan atas ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan dalam aspek sosial. Sementara aspek lingkungan apalagi aspek
ekonomi memang jauh lebih mudah diukur. Banyak perusahaan sekarang
menggunakan audit eksternal guna memastikan kebenaran laporan tahunan
perseroan yang mencakup kontribusi perusahaan dalam pembangunan
berkelanjutan, biasanya diberi nama laporan CSR atau laporan
keberlanjutan. Akan tetapi laporan tersebut sangat luas formatnya,
gayanya dan metodologi evaluasi yang digunakan (walaupun dalam suatu
industri yang sejenis). Banyak kritik mengatakan bahwa laporan ini
hanyalah sekedar "pemanis bibir" (suatu basa-basi), misalnya saja pada
kasus laporan tahunan CSR dari perusahaan Enron dan juga
perusahaan-perusahaan rokok. Namun, dengan semakin berkembangnya konsep
CSR dan metode verifikasi laporannya, kecenderungan yang sekarang
terjadi adalah peningkatan kebenaran isi laporan. Bagaimanapun, laporan
CSR atau laporan keberlanjutan merupakan upaya untuk meningkatkan
akuntabilitas perusahaan di mata para pemangku kepentingannya.
v Kasus bisnis dari CSR
Skala
dan sifat keuntungan dari CSR untuk suatu organisasi dapat berbeda-beda
tergantung dari sifat perusahaan tersebut dan amat sulit untuk
mengukurnya walaupun banyak sekali literatur yang memuat tentang cara
mengukur seperti misalnya metode "Empat belas poin balanced scorecard
oleh Deming. Orlizty, Schmidt, dan Rynes menemukan suatu korelasi antara
sosial / performa lingkungan hidup dan performa keuangan. Namun bisnis
nampaknya tidak menguntungkan apabila diharuskan melaksanakan strategi
CSR.
Hasil
Survey "The Millenium Poll on CSR" (1999) yang dilakukan oleh
Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan
Prince of Wales Business Leader Forum (London) diantara 25.000 responden
di 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang
perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktek terhadap
karyawan, dampak terhadap lingkungan, tanggungjawab sosial perusahaan
(CSR) akan paling berperan, sedangkan bagi 40% citra perusahaan &
brand image yang akan paling mempengaruhi kesan mereka. Hanya
1/3 yang mendasari opininya atas faktor-faktor bisnis fundamental
seperti faktor finansial, ukuran perusahaan, strategi perusahaan, atau
manajemen.
Lebih
lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak melakukan
CSR adalah ingin "menghukum" (40%) dan 50% tidak akan membeli produk
dari perusahaan yang bersangkutan dan/atau bicara kepada orang lain
tentang kekurangan perusahaan tersebut.
Kasus bisnis pada CSR diantara perusahaan-perusahaan biasanya berkisar satu ataupun lebih dari argumentasi dibawah ini :
** Sumber daya manusia
Program
CSR dapat dilihat sebagai suatu pertolongan dalam bentuk rekrutmen
tenaga kerja dan memperkerjakan masyarakat sekitar, terutama sekali
dengan adanya persaingan kerja diantara para lulusan sekolah. Akan
terjadi peningkatan kemungkinan untuk ditanyakannya kebijakan CSR
perusahaan pada rekrutmen tenaga kerja yang berpotesi maka dengan
memiliki suatu kebijakan komprehensif akan menjadi suatu nilai tambah
perusahaan. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfir
kerja yang nyaman diantara para staf, terutama apabila mereka dapat
dilibatkan dalam "penyisihan gaji" dan aktivitas "penggalangan dana"
atapun suka relawan.
** Manajemen risiko
** Manajemen risiko
Manajemen
risiko merupakan inti dari strategi perusahaan. Reputasi yang dibentuk
dengan susah payah selama bertahun-tahun dapat musnah dalam sekejap
melalui insiden seperti skandal korupsi atau skandal lingkungan hidup.
Kejadian ini dapat menarik perhatian yang tidak diinginkan dari
penguasa, pengadilan, pemerintah dan media massa. Membentuk suatu budaya
dari "mengerjakan sesuatu dengan benar" pada perusahaan dapat
mengurangi risiko ini.
** Membedakan merek
Di
tengah hiruk pikuknya pasar maka perusahaan berupaya keras untuk
membuat suatu cara penjualan yang unik sehingga dapat membedakan
produknya dari para pesaingnya di benak konsumen. CSR dapat berperan
untuk menciptakan loyalitas konsumen atas dasar nilai khusus dari etika
perusahaan.
** Ijin usaha
Perusahaan
selalu berupaya agar menghindari gangguan dalam usahanya melalui
perpajakan atau peraturan. Dengan melakukan sesuatu kebenaran secara
sukarela maka mereka akan dapat meyakinkan pemerintah dan masyarakat
luas bahwa mereka sangat serius dalam memperhatikan masalah kesehatan
dan keselamatan, diskriminasi atau lingkungan hidup maka dengan demikian
mereka dapat menghindari intervensi. Perusahaan yang membuka usaha
diluar negara asalnya dapat memastikan bahwa mereka diterima dengan baik
selaku warga perusahaan yang baik dengan memperhatikan kesejahteraan
tenaga kerja dan akibat terhadap lingkungan hidup, sehingga dengan
demikian keuntungan yang menyolok dan gaji dewan direksinya yang sangat
tinggi tidak dipersoalkan.
** Motif perselisihan bisnis
** Motif perselisihan bisnis
Kritik
atas CSR akan menyebabkan suatu alasan dimana akhirnya bisnis
perusahaan dipersalahkan. Contohnya, ada kepercayaan bahwa program CSR
seringkali dilakukan sebagai suatu upaya untuk mengalihkan perhatian
masyarakat atas masalah etika dari bisnis utama perseroan.
Sumber: http://syarifhidayat21.blogspot.com/2010/11/evolusi-teori-manajemen.html
Sumber: http://syarifhidayat21.blogspot.com/2010/11/evolusi-teori-manajemen.html