1. PENGERTIAN PENGORGANISASI
A.Definisi Pengorganisasian
Beberapapengertian pengorganisasian menurut para ahli, antara lain :
1) Siagian (1983)
Pengorganisasianadalah keseluruhan pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas, tugas,kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa
sehingga tercipta suatuorganisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
kegiatan kesatuan yang telahditetapkan.
2) Drs.H. Malayu S. P. Hasibuan
Pengorganisasianadalah suatu proses penentuan, pengelompokan,dan
pengaturan bermacam-macamaktifitas yang diperlukan untuk mencapai
tujuan, menempatkan orang - orang pada setiap aktifitas
ini,menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenangyang
secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan
aktifitas-aktifitas tersebut.
3) Drs. M. Manullan g
Organisasidalam arti dinamis (pengorganisasian) adalah suatu proses
penetapan dan pembagian pekerjaan yang akandilakukan. Pembatasan
tugas - tugasatau tanggung jawabserta wewenang dan penetapan
hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi, sehingga
memungkinkan orang-orangdapat bekerja bersama-sama seefektif mungkin
untukpencapaian tujuan. Secara singkat organisasi adalah suatu kegiatan
diferensiasi tugas-tugas.
4) Drs. Soekarno K.
Organisasisebagai fungsi manajemen (organisasi dalam pengertian
dinamis) adalah organisasi yang memberikankemungkinan bagi manajemen
dapat bergerak dalam batas-batastertentu. Organisasi dalam arti
dinamis berarti organisasi itu mengadakan
Sumber:
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/copywriting/2073164-definisi-pengorganisasian-menurut-para-ahli/#ixzz1fR3pHdDh
B.Terori Pengorganisasian
Organisasi merupakan elemen yang amat diperlukan di dalam kehidupan
menusia (apalagi dalam kehidupan modern). Organisasi membantu kita
melaksanakan hal-hal atau kegiatan yang tidak dapat kita laksanakan
dengan baik sebagai individ; dan di samping itu kita dapat mengatakan
lagi bahwa organisasi-organisasi membantu masyarakat; membantu
kelangsungan pengetahuan dan ilmu pengfetahuan dan ia merupakan sumber
penting aneka macam karier di dalam masyarakat.
Stephen R. Robbins seorang pakar tentang teori organisasi merumuskan organisasi sebagai berikut:
"....
An organizations is a consciouly coordinated social entitiy,
with a relatively identifiable boucary, that functions on a relatively
continous basis to achieve a common goal or set of goals" (Robbins, 1990:4)
2.STRUKTUR ORGANISASI
A. PEMBAGIAN KERJA
a. Pembagian Kerja (Division of work)
Dalam perencanaan berbagai
kegiatan atau pekerjaan untuk pencapaian tujuan tentunya telah di
tentukan. Keseluruhan pekerjaan dan kegiatan yang telah di rencanakan
tentunya perlu di sederhanakan guna mempermudahkan bagaimana
pengimplementasikannya. Upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan
kegiatan dan pekerjaan yang mungkin saja bersifat kompleks menjadi lebih
sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan ditempatkan dan di
tugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik. Sebagai
contohnya : perusahaan PT Reksa Pelanggan Cemerlang, dari diagram (di
bawah) dapat kita lihat pembagian kerja di dalam perusahaan PT Reksa
Pelanggan Cemerlang, yaitu pembagian kerja untuk direktur operasional
dan hukum, direktur pemasaran, direktur keuangan dan administrasi,
manajer keuangan dan administrasi, administrasi operasional, surveyor,
staf pemasaran, staf accounting, staf keuangan. Saat ini penggunaan
pembagian kerja lebih banyak di gunakan karena pada dasarnya yang di
bagi – bagi adalah pekerjaannya, bukan orang – orangnya.
b. Alasan Pembagian Kerja
Adapun
alasan diadakan pembagian kerja adalah bahwa seseorang tidak akan
melakukan semua pekerjaan yang ada di dalam organisasi seorang diri
tanpa bantuan orang lain. Menurut Sondang P. Siagian ada tiga alas an
diadakan pembagian kerja, yaitu :
a. Beban kerja yang harus di pikul
b. Jenis pekerjaan yang harus beragam
c. Berbagai spesialisasi yang diperlukan
Dengan
adanya pembegian kerja pegawai atau karyawan dituntut tanggung jawabnya
didalam penyelesaian setiap tugas yang dibebankan kepadanya. Jenis
pekerjaan yang beraneka ragam merupakan hal yang sudah biasa didalam
suatu organisasi yang mempunyai tujuan yang jelas. Spesialisasi
pekerjaan diperlukan karena dalam pembagian kerja terjadi pembagian
fungsi-fungsi dimana setiap fungsi tersebut memerlukan keahlian khusus
untuk menyelesaikan setiap pekerjaan.
Indikator Pembagian Kerja
Untuk mengukur pembagian kerja digunakan indikator-indikator sebagai berikut :
1) Penempatan karyawan
Penempatan
karyawan ialah bahwa setiap pegawai atau karyawan telah ditempatkan
sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan yang dimiliki sebab
ketidaktepatan dalam menetapkan posisi karyawan akan menyebabkan
jalannya pekerjaan menjadi kurang lancar dan tidak maksimal.
2) Beban kerja
Beban
kerja adalah tugas pekerjaan yang dipercayakan untuk dikerjakan dan
tanggung jawabkan oleh satuan organisasi atau seorang pegawai tertentu.
Beban kerja yang harus dilaksanakan karyawan hendaknya merata, sehingga
dapat dihindarkan adanya seorang karyawan yang mempunyai beban kerja
terlalu banyak atau terlalu sedikit. Namun demikian beban kerja yang
merata ini tidak berarti bahwa setiap karyawan di perusahaan tersebut
harus tetap sama beban kerjanya.
3) Spesialisasi pekerjaan
Spesialisasi
pekerjaan adalah pembagian kerja berdasarrkan oleh keahlian atau
ketrampilan khusus. Spesialisasi pekerjaan sangat diperlukan dalam
setiap organisasi karena tidak semua pekerjaan membutuhkan keahlian dan
tidak semua orang mempunyai keahlian yang sama sebab setiap orang
mempunyai kelebihan dan keterbatasan sendiri. Agar semua tugas pekerjaan
yang ada dapat dilaksanakan dengan baik maka perlu sekali adanya
spesialisasi pekerjaan, spesialisasi pekerjaan bukan berarti merupakan
tujuan mengkotak-kotakan pegawai atau karyawan.
sumber: http://annesdecha.blogspot.com/2011/05/pembagian-kerja-dalam-hari.html
B.BENTUK-BENTUK ORGANISASI
Menurut pola hubungan kerja, serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab, maka bentuk-bentuk
organisasi itu dapat dibedakan sebagai berikut:a.Bentuk organisasi garisOrganisasi
garis adalah organisasi yang tertua dan paling sederhan.Penciptnya adalah Henry
Fayol dari prancis. Sering juga disebut bentuk organisasi militer karena digunakan pada zaman dahulu
di kalanganmiliter. Ciri-ciri bentuk
organisasi garis adalah organisasi masih kecil,19
Laporan
kerja praktek
Perawatan
alat produksi minyak kelapa
jumlah karyawan sedikit dan saling kenal, serta spesialisasi kerja
belum begitu tinggi.
b.
Bentuk organisasi
fungsionalOrganisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor, di mana
segelintir pimpinan tidak mempunyai
bawahan yang jelas sebab setiap atasan berwenang
memberi komando kepada setiap bawahaan, sepanjang adahubungannya dengan
fungsi atasan tersebut.c.Bentuk organisasi garis
dan staff Bentuk organisasi ini
pada umumnya dianut oleh organisasi besar,daerah kerjanya luas dan
mempunyai bidang-bidang tugas yang beranekaragam
serta rumit, serta jumlah karyawannya banyak. Pada bentuk organisasi garis dan staf, terdapat satu atau
lebih tenaga staff. Staff, yaituorang yang ahli dalam bidang tertentu
yang tugasnya memberi nasihat dansaran dalam
bidangeri nasihat dan saran dalam bidang tertentu yangtugasnya memberi nasihat
dan saran dalam bidangnya kepada pejabat pimpinan didalam
organisasi tersebut.d.Bentuk organisasi fungsional
dan staff Bentuk organisasi staf
dan fungsiona merupakan kombinasi dari bentuk organisasi fungsional
dan bentuk organisasi garis dan staf.
3.DEPARTEMENTASI
Departementasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan satuan
organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi
tertentu.
Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan
yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana
kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi
A. Departementasi Fungsional
Departemen Fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau
kegiatan yang sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan
bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
Individu dikelompokkan berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan
tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian
administrasi, dan bagian operasi.
Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi
mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya
atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan.
Departementasi Fungsional, organisasi menurut fungsi menyatukan semua
orang yang terlibat dalam satu aktivitas atau beberapa aktivitas
berkaitan yang disebut fungsi dalam satu departemen. Seperti pemasaran
atau keuangan dikelompokkan ke dalam 1 unit. Mengelompokkan fungsi yang
sama atau kegiatan sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini
merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar
departementasi.
a. Kebaikan
• Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama.
• Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi.
• Memusatkan keahlian organisasi.
• Memungkinkan pengawasan manajemen puncak terhadap fungsi pada organisasi.
• Tugasnya jelas.
• Pengetahuan yang dibutuhkan tidak banyak.
• Hanya membutuhkan manajer saja yang harus berwawasan luas.
• Mudah dijelaskan pada anggota bila ada persoalan.
b. Kelemahan
• Menciptakan konflik antar fungsi.
• Adanya kemacetan pelaksanaan tugas.
• Umpan balik yang lambat.
• Memusatkan pada kepentingan tugasnya.
• Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
• Kejenuhan akibat monotonnya aktivitas.
• Komunikasi antar area tidak lancar terutama bila ada problem.
• Individu dalam bekerja hanya memperhatikan struktur hierarki.
B. Departementasi devisional
Departementasi berdasarkan divisi melihat produk, layanan, dan klien
sebagai faktor dasar pengelompokan. Pola ini digunakan untuk memudahkan
usaha antisipasi ancaman atau oportuniti dari luar organisasi. Misalnya
pada organisasi otomotif, organisasi terbagi atas divisi otomotif,
divisi internasional, divisi keuangan.
Departementasi divisional, departemen perusahaan besar yang berupa
bisnis terpisah mungkin ditujukan untuk membuat dan menjual produk
spesifik atau melayani pasar spesifik. Dengan membagi divisi-divisi atas
dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi
merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
Struktur organisasi terdiri dari:
1. Struktur organisasi divisional atas dasar produk.
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang
berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemprosesan dan metode
pemasaran sangat berbeda. Setiap departemen bertanggung jawab atas suatu
produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
Divisionalisasi produk adalah pola logik yang dapat diikuti bila
jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metoda-metoda
pemasaran yang sangat telah disesuaikan.
2. Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Departementalisasi wilayah, kadang-kadang juga disebut
departementalisasi daerah, regional atau geografis, adalah pengelompokan
kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana
satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya. Faktor-faktor lokasi yang
terutama menjadi pertimbangan adalah sumber bahan mentah, pasar dan
tenaga kerja. Perusahaan yang menjual produknya diberbagai wilayah yang
tersebar luas, dapat membaginya menjadi kelompok-kelompok wilayah dengan
manajer tersendiri (area manager) untuk setiap wilayah.
Perusahaan-perusahaan jasa, perbankan dan peruahaan-perusahaan bukan
manufakturing lainnya lazin diorganisasikan atas dasar wilayah, dengan
membuka kantor-kantor cabang.
3. Struktur organisasi divisional atas dasar langanan.
Departementalisasi langganan adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan yang
dipusatkan pada penggunaan produk atau jasa tertentu. Pembentukan
divisi ata dasar langganan ini terutama digunakan dalam pengelompokan
kegiatan-kegiatan penjualan atau pelayanan, dan diperlukan bila suatu
divisi menjual sebagian besar atau semua produknya kepada suatu kelas
langganan tertentu. Sebagai contoh, perusahaan elektronika mungkin
mempunyai divisi-divisi yang terpisah untuk langganan militer, industri
dan konsumen. Sebagai suatu pedoman umum, perusahaan-perusahaan
manufacturing dengan garis produk yang sangat beraneka ragam cenderung
diorganisasikan atas dasar langganan atau produk.
4. Struktur organisasi divisional atas dasar proses.
Pengelompokan kegiatan atas dasar proses yang sering dijumpai dalam
departemen produksi. Kegiatan-kegiatan ini dapat dikelompokan menjadi
departemen pemboran, penggilingan, penggergajian, perakitan dan
penyelesaian terakhir. Ini digunakan atas dasar pertimbangan ekonomis.
Departementalisasi proses atau peralatan adalah pengelompokan
kegiatan-kegiatan atas dasar proses atau peralatan produksi. Hal ini
sering dijumpai dalam departemen produksi. Kegiatan-kegiatan suatu
pabrik menufacturing dapat dikelompokkan menjadi departemen-departemen
pemboran, penggilingan, penggergajian, perakitan dan penyelesaian
terakhir. Tipe departementalisasi ini mempunyai kegunaan bila
mesin-mesin atau peralatan-peralatan yang digunakan memerlukan
ketrampilan-ketrampilan pengoperasian khusus atau akan lebih ekonomis
bila kapasitas digunakan sepenuhnya. Pendekatan proses atau peralatan
terutama ditentukan atas dasar pertimbangan ekonomis.
5. Struktur organisasi atas dasar alphanumerical
Dapat digunakan pada pelayanan telepon, misalnya nomor 000000500000
ditempatkan dalam satu departemen dan lainnya di tempatkan di departemen
yang lain juga.
C. Organisasi Proyek dan Matriks
Merupakan bentuk departementasi campuran (hybrid design). Ini dilakukan
dengan mengkombinasikan kebaikan – kebaikan dari system fungsional dan
divisional dengan menghindarkan segala kelemahannya. Misalnya,
organisasi selain dibagi menurut divisi, juga ditetapkan suatu
organisasi baru semacam proyek akan ditugasi khusus dengan orang-orang
yang berasal dari sejumlah divisi.
1. Struktur Organisasi Proyek
Menyangkut pembentukan tim – tim, spesialis untuk mencapai tujuan
khusus. Di sini manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para
anggota tim selama jangka waktu proyek , jika telah selesai maka tim
dibubarkan dan masing – masing anggota kembali ke departemennya masing –
masing. Kalau ada proyek baru maka mereka ditarik kembali.
2. Struktur Organisasi Matriks
Pada prinsipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan
mempunyai dua atasan, yang tentunya berada di dua wewenang. Rantai
perintah pertama yaitu fungsional, yang wewenangnya mengalir secara
vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horisontal,
wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek,
sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang.
sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/departementasi-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar